Senin, 10 September 2012

0 #3 : Aku tidak tahu apa aku harus tertawa atau menangis

Yosh story #3 udah ane buat, silahkan baca buat yang mau~

----------------------------------------------------

{Shirato family house -Front Hall}16.20
Semuanya terdiam seketika
Shin dan ralf tidak bisa berkata apa-apa karena mereka tidak terlalu mengerti apa yang shirato katakan

"Ma... maksudnya...?" tanya ralf tergagap-gagap

"Aku ingin kalian menjaga anakku ini. Artinya--" ucapan shirato terpotong

"Aku akan tinggal bersama kalian~" ucap mylo sambil tersenyum polos

Mendengar itu shin dan ralf semakin terdiam
Terkejut dan juga merasa heran
Karena mylo adalah orang yang kaya sementara rumah ralf hanya seperti rumah pada umumnya, apalagi dia hanya nge-kos

"A-ah... sebenarnya itu tidak apa-apa... tapi..." ralf merasa sedikit tidak enak jika harus menolak permintaan ini

"Tenang saja. Untuk urusan makanan dan semua yang diperlukan anakku, aku yang akan tanggung." ucap shirato

"Yah... tapi bukan cuma itu saja..."

"Aku... merasa tidak enak kalau mylo harus tinggal di rumahku yang sederhana. Dibandingkan rumah megah seperti ini, aku rasa sedikit tidak pantas jika mylo harus tinggal di rumah seperti itu." ralf coba menolak permintaan shirato dengan cara yang lembut

"Tidak apa. Aku sendiri sudah bosan tinggal di sini, aku ingin merasakan tinggal di tempat yang agak berbeda."

"Karena... ayah selalu bilang, kalau kita terkadang juga harus bisa merasakan, bagaimana perasaan orang yang tidak bisa merasakan bagaimana hidup di rumah seperti ini." ucap mylo memberi alasan

"Maksudmu... aku ini hanya orang miskin?? T__T " ralf mulai depresi

"Bu... bukan itu maksudku..." ucap mylo

[i]"Dia bilang dia bosan tinggal di sini... huh? BAGUS!! Waktunya mengambil kesempatan!!"[/i] shin memikirkan sesuatu

"Kalau begitu, aku tinggal di rumahmu ini, dan kau menggantikanku tinggal di rumah ralf, bagaimana? Dengan begini semua orang senang kan?" ucap shin dengan senyum sambil menjabat tangan mylo

"Pastinya....~" mylo memberi senyuman pada shin

"Uwaa...." shin tersenyum seakan baru saja mendapatkan hadiah

"TIDAK AKAN PERNAH!!" kata-kata itu menghancurkan harapan shin

"Me... memangnya kenapa...?" shin bicara sambil menahan tangis

"Tanya ayahku." ucap mylo

"Shi... shirato-san??" shin menghampiri shirato

"Maaf jika aku tidak sopan, tapi sebenarnya aku tidak terlalu suka orang dengan kulit gelap sepertimu shin-kun." ucap shirato mencoba sesopan mungkin

"APA SALAHNYA KALAU AKU BERKULIT COKLAT!? INI KAN SAWO MATANG BUKAN COKLAT!!" teriak shin depresi

"Huh......." ralf pun mengeluarkan nafas panjang

"Baiklah kalau begitu. Aku akan memperbolehkan mylo untuk tinggal di kos-ku. Tapi ada 1 syarat." ucap ralf

"Apa itu?" tanya shirato sopan

"Kalau bisa, bantu aku membayar uang sewa tiap bulan, 40% cukup kok~" ucap ralf

"Tidak mau." ucap shirato masih tersenyum

[i]"Dimanapun, bagaimanapun, memang sulit mencari orang yang tidak pelit di dunia ini..."[/i] batin ralf agak kecewa

"Kalau begitu, izinkan kami makan malam di rumahmu, boleh?" ucap shin semangat

[i]"Percuma shin, lebih baik kita pulang dan makan mie kemasan saja..."[/i] batin ralf

"Tentu saja, berhubung sebentar lagi makan malam, mari kita ke ruang makan bersama." ucap shirato sambil menuntun mereka ke ruang makan

"WUUHUU!! Asiik~" ucap shin gembira

[i]"Setiap manusia itu..... unik juga yah....."[/i] batin ralf


{Ruang makan} 18.20
Ruangan yang cukup besar untuk sebuah ruang makan
Meja yang terbuat dari kaca anti gores yang ditopang oleh kayu yang kelihatan kokoh dan dengan ukiran yang bernilai seni tinggi
Makanan yang dihidangkan di atasnya pun serasa sepadan untuk melengkapi keindahan ruangan itu

"WAAAHH~~!!" shin takjub sambil ngiler melihat makanan di depannya

Di atas meja makan itu terdapat banyak sekali hidangan
Seperti daging panggang, spageti, berbagai macam minuman, salad, sup, dan masih banyak lagi

"Hei ralf, apa kau pernah makan seperti ini sebelumnya?" tanya shin menahan air liurnya

"Aaahhh.... tidak.... aku juga belum pernah..." ralf hanya bisa takjub memandang makanan di depannya

"Ayo, jangan malu-malu. Silahkan dimakan." tawar shirato

"HUMM!! SELAMAT MAKAANN!!" mereka berdua pun langsung menyambar makanan itu (maklum, yang bikin nih fanfic juga akan melakukan hal yang sama)

"mmmph... daging ini lembut sekali... dan bumbunya juga meresap sampai ke bagian dalamnya..." ucap shin memberi tanggapan seperti juri masakan

"Shin, harusnya kau jangan bicara sambil makan..." ucap ralf sambil menunjuk shin dengan garpu (lagi makan spageti)

"Kau sendiri harusnya jangan menunjuk orang dengan garpu, itu tidak sopan!" balas shin

"ACK! Ya ampun, bagaimana bisa aku dimarahi oleh orang seperti dia..." ucap ralf agak menyesal

"HEI!! MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU MEMARAHIMU!?" tanya shin agak kesal

Dan suasana makan malam pun ramai sekali berkat dua orang itu
Shirato dan juga mylo hanya memandangku mereka sambil sedikit tertawa
Mungkin ini makan malam mereka yang paling ramai


----------------------------------------------------------------


"Wahh aku kenyang sekali." ucap shin sambil mengusap-usap perutnya seperti ibu hamil

"Terima kasih untuk makanannya, shirato-san." ucap ralf

"Tidak apa-apa, anggap saja ini sebagai bonus kalian sudah mau menjaga anakku. Dan juga, aku ada sedikit usul untuk kalian." ucap shirato

"Hmm? Usul seperti apa?" tanya ralf penasaran dan bingung

"Kenapa kalian tidak membuat guild saja?" tanya shirato sambil mengangkat jari telunjuknya

"E-eh? Guild...!?" ralf agak sedikit terkejut mendengarnya

"Itu benar. Dibanding kalian terus mencari kerja sebagai pekerja bebas, lebih baik membuat guild. Apalagi jika kalian membuat guild, kalian bisa lebih mudah mencari uang." ucap shirato

"I-itu benar juga sih, tapi pendaftaran guild itu harganya 50.000 peso, dan kami tidak punya
uang sebanyak itu." ucap ralf

"Tenang saja, biayanya aku yang tanggung." ucap shirato *thumb up

"BE... BENARKAH!?" pertanyaan ralf penuh akan harapan

"Tentu saja." ucap shirato meyakinkan

"Tapi ralf, kenapa kita tidak memakai uang itu untuk bayar uang sewa saja?" ucap shin

"Memang sih itu benar, tapi pikirkan saja dulu. Jika kita punya guild, kita tidak akan disebut pengangguran lagi, dan kita juga akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan, karena sistemnya itu orang yang akan datang ke kita meminta kerja, bukan kita yang harus mencari kerja." jelas ralf

"Hrmm tapi bagaimana bisa mereka tahu guild kita? Apa kita harus mempromosikan guild kita?" tanya shin lagi

"Huhh baiklah, lebih baik aku jelaskan supaya yang baca juga ngerti."

"Dengar dan baca baik-baik, misal ada seseorang yang ingin meminta bantuan, mereka bisa memilih 3 jalan, pertama meminta bantuan pada polisi, kedua pada pekerja bebas, dan yang ketiga yaitu pada guild."

"Jika mereka ingin meminta bantuan pada guild, mereka bisa langsung datang ke pusat penyimpnana nama-nama guild di setiap kota. Kota farki juga memiliki pusat penyimpanan seperti itu."

"Saat mereka sampai di pusat penyimpanan nama-nama guild, mereka akan ditanya jenis permintaan seperti apa yang mereka minta, kemudian petugas pusat akan memberikan daftar nama-nama guild yang mungkin cocok untuk melakukan permintaan tersebut."

"Jadi, dengan begitu kita tidak perlu mencari orang yang meminta bantuan, karena jika kita beruntung orang bisa memilih guild kita untuk membantu mereka."

"Yah sesuatu seperti promosi dan juga mencari orang yang butuh bantuan juga boleh saja, tapi biasanya itu hanya dilakukan jika budget guild sudah menipis."

"Bagaimana, apa kau mengerti?" jelas ralf panjang lebar

"Hrrmm.... aku lumayan mengerti sih.... ahh yang penting banyak untungnya kan? Ya sudah aku tidak keberatan. Lakukan saja apa maumu." ucap shin

"Kalau begitu, pilihan sudah bulat!" ucap ralf

"Ini ralf, aku berikan ini padamu." shirato pun menyerahkan sesuatu kepada ralf

"Ini kan..." ralf melihat benda seukuran telapak tangan itu

"Itu adalah guild charter. Dengan itu kamu tidak perlu membayar biaya pendaftaran saat akan mendaftar guild." ucap shirato

"Terima kasih banyak shirato-san! Aku sangat berhutang budi padamu!!" ucap ralf sambil menundukan kepalanya

"Hahaha tidak apa-apa. Kalian akan mendaftar besok, mylo tahu jalan ke tempat registrasi guild, jadi tenang saja." ucap shirato

Shin dan ralf mengangguk
Waktu terus berlalu, dan malampun semakin larut
Shin dan ralf pergi dari tempat megah itu, bersama teman baru mereka, mylo shirato

"Hei ralf, kenapa yah, aku merasa sedikit aneh dengan si shirato itu..." ucap shin

"Hmm? Aneh apanya?" tanya ralf

"Yah kau tahu...."

"Dia mau memberi kita makan, memberimu guild charter, tapi kenapa dia tidak mau memberi kita uang sepeserpun?" tanya shin

pat* ralf memegang pundak shin

"Shin, hidup ini penuh dengan orang-orang dengan sifat yang unik, aku sendiri tidak tahu apa-apa tentang hal itu, karena aku bukan bank data." ucap ralf datar

"Kalau kalian mau tahu, bisa aku jelasakan." ucap mylo yang sedari tadi diam

"Memangnya apa alasannya?" tanya shin

"Ayahku itu dermawan, dia ikhlas memberikan benda apapun miliknya, mau itu emas, makanan, baju, alat elektronik atau apapun. Kecuali uang." ucap mylo

[i]"Aneh.... benar-benar aneh...."[/i] pikir shin dan ralf

"Memangnya kenapa ayahmu tidak mau meminjamkan uangnya?" tanya ralf

"Ini... adalah kisah yang sangat menyentuh bagi keluargaku... sebenarnya..." mylo tertunduk lesu
Sementara shin dan ralf semakin ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi

"Sebenarnya...."

"Sebenarnya... ayahku punya sebuah celengan ayam yang besar sekali, itu adalah hadiah pemberian nenekku yang sudah meninggal, hingga sekarang dia tidak pernah memecahkan celengan itu, karena nenekku memberi dia suatu riwayat terakhir [i]'isi celengan itu sampai penuh, dan setelah penuh, bagikanlah uang itu pada semua orang, dan jangan pernah pakai atau membagikan uang itu, sebelum celengannya penuh'[/i]."

"Ayahku terus mengisi uang di dalam celengan ayam itu, hingga suatu ketika...... celengan ayam itu pecah, saat ayah sedang mengigau bernyanyi rap. Itulah kenapa dia tidak pernah memberi uang pada siapapun, karena janji dia pada nenek belum terpenuhi." ucap mylo sambil coba menahan air mata

[i]"Aku tidak tahu apa aku harus tertawa atau menangis......."[/i] pikir shin dan ralf


---------------------------------------------------


{Esok hari - Depan tempat pendaftaran guild} 11.20
Mereka berdiri terpaku didepan suatu bangunan
Mungkin ini tidak bisa disebut bangunan
Karena ini lebih mirip seperti sebuah gubuk kecil dengan dinding kayu

"Tempat pendaftaran guild itu seperti ini.... yah?" tanya ralf agak tidak percaya

"Yah memang sulit dipercaya, tapi inilah kenyataannya." ucap mylo

Mylo memandang shin dan mylo yang hanya terdiam memandang "kenyataan"

"Kenapa kalian diam terus? Ayo cepat masuk." ucap mylo

"Apa benar... kita perlu masuk ke sana?" tanya ralf

"Apa benar... tempat itu bukan warteg?" tanya shin

"Kenapa kalian bicara tidak jelas!? Ayo cepat masuk" mylo mendorong kedua orang itu ke gubuk kecil itu

Di dalam gubuk itu....
Penuh dengan debu
Kursi kayu yang hampir patah kakinya
Dan sebuah meja kayu dan diatas meja kayu itu ada kepala seseorang yang tergeletak

tap*tap*tap*tap* shin, ralf dan mylo mendekati meja itu, tapi shin dan mylo merasa tegang sekali

"Pak, bangun pak." mylo menggoyang-goyangkan kepala orang itu

"Uukhh..." orang itu mulai mengangkat kepalanya

"Ada apa...? UHUK UHUK!!" orang itupun terbangun dengan wajah pucat pasi dan batuk berdarah

"HUWAAAAA!!" shin dan ralf terkejut melihat mayat-hidup tersebut

Orang itu berambut pendek hitam-kebiruan (cewek)
Berkulit pucat pasi dan memakai kaca mata
Juga  seperti ada darah baru keluar dari mulutnya

"Ada apa kalian kemari?" tanya wanita itu

"Hei ralf cepat bicara." bisik mylo ke arah ralf

"Ka... kami mau mendaftar untuk membuat gu-gu-gu-gu-gu *bacg GUILD!!" shin menepak pundak ralf agak kencang agar dia tidak gu-gu-gu-gup lagi

"Sakit tau..." keluh ralf

"Kayak bocah aja..." ketus shin

"Oh kalian mau mendaftarkan guild, kalau begitu....." wanita itu mencari-cari benda di bawah mejanya

set* dia memberikan selembar kertas formulir

"Isi data-data yang kalian perlukan di kertas ini, baru kami akan memproses guild kalian... UHUK UHUK!! Sial, dokter bilang aku tidak boleh sering menyuruh-nyuruh orang... UHUK UHUK!!" wanita itu baduk darah.... atau lebih tepatnya, muntah darah

Ralf mengambil kertas itu dan tertulis seperti ini

[quote]
[align=center][b][size=10]REGISTRATION GUILD FORM[/size][/b][/align]

-Nama Guild :

-Ketua guild :

-Wakil ketua guild :

-Anggota guild (sekarang) :
1. [align=center]5.[/align]
2. [align=center]6.[/align]
3. [align=center]7.[/align]
4. [align=center]8.[/align]

-Tipe guild (ceklis salah satu) :
1. Penerima pekerjaan
2. Pembunuh bayaran
3. Mage guild
4. Army guild (pasukan perang)
5. Lain-lain................................

-Faction (ceklis salah satu) :
1. Orde
2. Legiun
3. Neutral

-Lambang/logo guild (Optional) :

[ ] Dengan menceklis kotak di samping, maka guild anda telah setuju untuk mematuhi kode etik guild, beserta peraturan-peraturan yang berlaku di dalamnya
[/quote]

"Ya ampun!! Ralf kenapa kita harus ikut test padahal cuma mau daftar guild!!" ucap shin kaget

"Ini bukan test, baca dulu apa isi kertasnya." ucap ralf

"Coba ku lihat." shin pun memerhatikan kertas itu dengan seksama

"nih." shin mengembalikan kertas itu pada ralf

"Ngerti?" tanya ralf

"Yang aku mengerti hanya judulnya saja, selain itu tidak." ucap shin berlinang air mata

"KAU ITU SEKOLAH TIDAK!?" tanya ralf kaget

"Tidak, aku terus dilatih ayahku bertarung, tanpa pernah sekolah..." ucap shin

"Ya-ya sudah kalau begitu. Coba kita lihat apa yang perlu kita isi." ralf melihat kertas itu

"Waktunya 5 menit lagi, cepat kumpulkan kertasnya anak-anak." ucap wanita itu *guru mode ON

"APA KAU PIKIR KAMI SEDANG MENGISI KERTAS UJIAN!?" bentak ralf

"Eto biar ku lihat. Nama guild, ketua, wakil ketua, anggota, tipe, faction, lambang....... baik biar ku isi~" ralf pun mengambil sebuah pulpen dari meja kayu tersebut lalu mulai mengisinya

"Oh iya, aku hampir lupa. Ini guild charter, katanya kami bisa menggunakan ini untuk membayar biaya registrasi guild." ucap ralf memberikan guild charter itu pada wanita itu

"Oh, terima kasih." crack*crauk*crauk*crauk* wanita itu memakan guild charter tersebut

"Ahh~ Tubuhku serasa segar kembali~" wajah wanita itu pun berseri-seri bagai habis di make-up

"Eh...?" ralf hanya terdiam melihatnya


Setelah 5 menit.................


"Phew akhirnya selesai juga yah~" ucap ralf

"Segala pake 'phew' memangnya kau ini baru selesai melakukan pekerjaan berat?" ucap shin ketus

"Yah yang penting kan sekarang kita jadi lebih mudah mendapatkan pekerjaan, itupun kalau ada yang tertarik pada guild kita." ucap ralf

Mereka sedang berjalan, mylo, shin dan ralf
Pergi meninggalkan gubuk kayu itu

"Yah semoga saja, semoga." ucap shin pesimis

"Jangan pesimis gitu lah, nanti malah jadi kenyataan." ucap ralf

"Hei ralf, apa kau yakin, mau memberikan jabatan wakil ketua pada orang seperti itu?" bisik mylo pada ralf

"Ngg? Tidak ada masalahnya kok. Malah jika aku mau, aku akan menjadikan dia ketua guild. Tapi..."

"Itu hanya akan membawa masalah bagi guild menurutku." ucap ralf tersenyum awkward

"Yah, memang benar." ucap mylo setuju

Merekapun pergi menjauh dari gubuk itu
Dan seseorang pun masuk ke dalam gubuk itu


drap*drap*drap* suara langkah kaki ditambah hentakan benda keras seperti besi
Seseorang berjubah hitam dengan wajah yang tertutup bayangan hoodie masuk ke dalam gubuk itu

"Nona, aku ingin mendaftarkan guild di sini." ucap orang itu

"A-ah, baiklah." wanita itupun segera mencari kertas registrasi tadi
Sementara menunggu, orang itu tertarik pada sebuah kertas registrasi di atas meja, yang baru saja di isi

"Hmm..... AHH!!" pria itu terkejut
Dilihatnya sebuah nama di kertas itu
Nama yang sangat tidak asing baginya

[i]"Rupanya dia ada di kota ini huh? Hmph, setelah lebih dari 5 tahun aku mencari dia, rupanya dia ada di sini."[/i] orang itu tersenyum

"Ini form pendafatra--!!" wanita itu terkejut
Orang berjubah hitam itu memegang dagunya dengan lembut

"Akan kutunda pembuatan guild ku dulu, ada sesuatu yang penting, yag harus aku lakukan. Sampai bertemu lagi, nona cantik~" pria itupun berbalik lalu melangkah pergi

"Ah- i-iya, sampai nanti... pria tampan....." wajah wanita itu pun mulai memerah karena malu

"UHUK UHUUKK!! Dokter bilang... aku jangan memuji orang... UHUK UHUK!!" wanita itu muntah darah lagi


To be continued~

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ore wa Shin desu Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates